Selasa, 12 April 2016

Unsur - Unsur Badan Dalam Hindu

Dalam agama Hindu dikenal ada 3 jenis badan yaitu Stula Sarira, Suksma Sarira dan Antakarana Sarira yang disebut sebagai Tri Sarira. Ketiga jenis tubuh inilah yang menjadi kesatuan sehingga manusia bisa hidup dengan selayaknya manusia normal. Apabila salah satu tubuh ini terlepas maka sudah pasti akan terjadi ketidak seimbangan ataupun kematian. Penjabaran dari masing-masing badan tersebut adalah :

  1. Stula Sarira atau badan kasar, merupakan badan yang bisa dilihat, diraba, dirasakan, mempunyai bentuk tetapi tidak memiliki kehidupan.
  2. Suksma Sarira atau badan halus, merupakan badan yang memiliki bentuk, akan tetapi tidak bisa dilihat ataupun diraba dan merupakan letak dari akal dan pikiran manusia. Badan ini diidentikkan dengan roh manusia. Orang yang meninggal akan meninggalkan badan kasarnya dan menjadi roh dan menempati alam Pitara sampai waktunya dia kembali lagi ke dunia. Kenapa menjadi roh, bukan menjadi atman? Buktinya adalah terkadang ada orang yang memiliki kemampuan lebih/indra ke-enam yang mampu membuat orang itu melihat roh orang yang sudah meninggal dimana mempunyai bentuk dan wajah sama seperti saat keadaan masih hidup. 
  3. Antakarana Sarira atau badan penyebab merupakan atman yang merupakan sumber kehidupan dari keseluruhan badan yang ada. Atman mempunyai sifat yang sama dengan asalnya yaitu Paramaatman atau Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja atman merupakan percikan terkecil dari Tuhan sehingga walaupun mempunyai sifat yang sama tetapi tidak sama dalam hal kemampuan. 
Atman dan roh berbeda, roh merupakan suksma sarira sedangkan atman adalah penyebab kehidupan yang mana semua hasil dari karma melekat pada atman ini. Apabila seseorang yang sudah meninggal itu harus kembali lagi ke dunia, maka dia harus melepas suksma sariranya yang lama dan kembali ke dalam bentuk atman, kemudian akan mendapat suksma dan stula sarira yang baru. Makanya dia akan lupa bagaimana dia ada di kehidupan sebelumnya karena akal dan pikiran yang merupakan tempat penyimpanan memory ada pada sukma sarira sebelumnya. Apabila seseorang kehilangan rohnya/suksma sarira, orang itu tetap masih hidup tetapi tidak punya akal dan pikiran lagi dan akan mudah diombang-ambing.

Inti badan yang sebenarnya adalah atman, begitu atman terlepas dari badan kasar dan badan halus, maka kedua badan itu tidak akan diperlukan lagi. Sesuatu yang diciptakan sudah pasti lama kelamaan akan usang termakan usia dan tidak akan bisa digunakan lagi. Seperti diibaratkan sebuah komputer, dimana badan kasar adalah perangkat kerasnya, badan halus adalah perangkat lunaknya/software, dan listrik adalah atman. Apabila ketiga unsur itu berjalan normal, maka anda akan dengan mudah mengoperasikannya. Seandainya ada kerusakan pada perangkat keras, sudah tentu komputer tersebut tidak akan bisa digunakan lagi dan harus dilakukan penggantian alat baru bahkan komputer yang baru. Dan apabila ada kerusakan pada softwarenya, maka komputer itu masih bisa hidup tetapi tidak bisa digunakan. Dan apabila listriknya mati sudah tentu tidak ada lagi yang bisa kita lakukan.

Jadi sama halnya Tri Sarira dengan perumpamaan di atas, badan kasar yang sudah rusak atau sudah usang sudah tentu tidak akan bisa digunakan lagi. Kalau sebuah komputer rusak mungkin anda bisa buang atau dijual ke tempat barang bekas. Bagaimana dengan tubuh manusia, apakah bisa dijual atau dibuang begitu saja? Tentu saja tubuh manusia tidak serendah komputer yang merupakan buatan manusia. Unsur penciptaan badan kasar terdiri dari 5 macam yang disebut sebagai Panca Maha Bhuta yang diantaranya :

  1. Akasa atau rongga; tanpa adanya rongga segala benda padat/organ tubuh tidak akan bisa diposisikan dan tidak akan ada aliran apapun apabila seandainya sebuah tubuh dipenuhi benda padat. Maka dari itu akasa adalah bagian yang pertama.
  2. Pertiwi atau organ padat; merupakan benda padat/organ-organ tubuh yang digunakan untuk proses pencernaan serta pemerosesan lainnya. Organ tubuh tersebut antara lain hati, paru-paru, jantung, usus, tulang, kulit dan organ padat lainnya.
  3. Bayu atau udara; di dalam rongga sudah pasti ada udara, disamping itu udara juga dibutuhkan untuk proses pernafasan dan pembakaran sehingga menjadi energi. 
  4. Apah atau darah; darah yang mengalir melalui pembuluh akan membantu mengalirkan sari-sari makanan sehingga energi.
  5. Teja atau panas; dari hasil pemrosesan akan mengasilkan panas dan akan menghasilkan suhu yang tetap. Suhu ruangan yang tidak bagus akan berpengaruh pada kondisi tubuh misalnya kalau terlalu dingin akan membuat kita mengalami hypotermia atau kalau terlalu panas akan mengakibatkan dehidrasi. 
Unsur badan kasar ini mempunyai bahan yang sama dengan unsur penciptaan alam semesta. Maka dari itu badan manusia disebut sebagai Buana Alit (Mikrokosmos) dan alam semesta disebut sebagai Buana Agung (Makrokosmos). Hanya saja untuk Buana Agung pengertiannya lebih luas yaitu Akasa merupakan ruang angkasa, Pertiwi adalah planet, bintang, meteor, dll. Bayu merupakan udara, Apah adalah air, dan Teja adalah panas/api dalam inti. Badan kasar yang terdiri dari lima unsur tersebut harus dikembalikan ke asalnya semula sehingga di adakanlah upacara ngaben untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta kembali ke asalnya. Upacara ngaben ini tidak harus dilakukan secara kremasi saja yang penting sudah menggunakan salah satu unsur penciptaannya. Misalnya dikubur yang artinya menggunakan unsur pertiwi/tanah, dihanyutkan yang artinya menggunakan unsur Apah/air (seperti orang India di sungai Gangga). Diantara tata cara ngaben yang ada, kremasi adalah yang utama.


Kenapa kremasi adalah utama dalam ngaben?
Dalam kremasi semua unsur akan kembali dengan cepat. Teja akan kembali ke panas (api), Apah akan kembali ke air (menjadi uap), Bayu akan kembali ke udara, Pertiwi akan kembali ke tanah (abu), dan Akasa akan kembali ke hampa. Dan semuanya kembali dalam waktu yang tidak lama. Itulah sebabnya kenapa umat Hindu sebagian besar melakukan kremasi dalam prosesi upacara ngabennya. Hanya sedikit ada yang melakukan dengan cara dikubur karena desa, kala, patra (tempat, waktu dan kondisi) yang tidak sesuai.

Kremasi memang kelihatan kejam, bahkan banyak non-Hindu mengatakan sangat tidak berprikemanusiaan. Tetapi memang begitulah cara yang paling tepat untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta. Badan kasar sudah tidak bisa digunakan lagi. Roh dan atman juga sudah tidak melekat lagi dalam badan kasar. Maka apapun yang dilakukan pada badan kasar tidak akan mempengaruhi badan halus dan badan penyebabnya. Bahkan dengan dilakukannya hal tersebut akan membantu jiwa/Atman agar segera bisa terlepas dari duniawi dan bisa melanjutkan ke proses selanjutnya.

3 komentar:

  1. Matur suksme, sangat membantu pencerhan agama hindu, astungkara tetap berkarya, semoga sehat2.

    BalasHapus
  2. Penjelasan yang bagus,terimakasih

    BalasHapus