Rabu, 26 Februari 2014

Makna Cerita "MAHA BHARATA" di Kehidupan Saat Ini

Maha Bharata adalah sebuah kisah yang ditulis oleh Bhagawan Byasa atau Maharesi Wyasa yang mengisahkan kehidupan Pandawa dengan Korawa sedari kecil sampai dewasa dan akhirnya timbul perselisihan yang mengakibatkan terjadinya pertempuran antara kedua belah pihak. Padahal sebenarnya mereka adalah saudara sedarah yang seharusnya hidup rukun satu sama lain tetapi malah terlibat perang. Dalam pertempuran ini, masing-masing pihak berperang demi mempertahankan kehormatan, tahta dan juga menuntut keadilan.

Sama halnya dengan kehidupan saat ini, dimana masih saja ada saudara satu darah apakah itu sepupu atau bahkan saudara kandung yang terlibat permusuhan. Biasanya yang menjadi akar permasalah yang paling populer adalah hak tentang warisan, dimana kalau sudah menyangkut masalah ini, seseorang bagaikan sudah kehilangan akal sehat dan tidak akan mengenali mana saudara dan mana lawan. Sehingga timbullah sifat iri hati dari satu pihak yang merasa tidak mendapat keadilan.

Disamping karena masalah warisan, sifat iri hati tersebut timbul karena ketidak senangan apabila melihat saudara lain yang sukses, maka mulailah timbul pikiran-pikiran kotor yang akan menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan orang lain yang bahkan bisa berakibat fatal bagi yang dijatuhkan.

Sungguh sangat disayangkan apabila hal tersebut bisa terjadi. Bagaimana kita sebagai saudara yang seharusnya saling membantu dan saling mendukung bisa saling adu jotos satu sama lain. Tetapi walaupun demikian Tuhan tidak akan pernah tinggal diam. Sama halnya dalam cerita Maha Bharata dimana Sri Krisna yang merupakan perwujudan dari Tuhan YME hadir untuk membantu pihak Pandawa. Seperti kita ketahui bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh Korawa bertolak belakang dengan sifat yang dimiliki oleh Pandawa. Pihak korawa memiliki sifat angkuh, rakus, sombong, iri hati. Berbeda dengan Pandawa yang memiliki sifat lembut, hormat dan patuh, suka menolong dan selalu menjalankan Dharma sehingga Tuhan pun akan berada di pihak mereka yang pada akhirnya kemenangan bisa diraih.

Dengan demikian bisa disimpulkan walaupun seandainya kita berada dalam situasi yang sama seperti dalam cerita Maha Bharata tersebut, hendaknya kita tetap memegang teguh kebenaran (dharma) dan bukannya selalu merasa diri benar. Karena dalam situasi tersebut Tuhan akan selalu membantu umatnya yang berada dalam posisi tertindas tetapi masih memegang teguh kebenaran.

Walaupun demikian hendaknya kita harus tetap berusaha memegang teguh persaudaraan agar tidak terjadi perselisihan. Maka dari itu sangat diperlukan sikap saling mengerti dan menghormati satu sama lain. Bukankah kita akan merasa lebih nyaman apabila memiliki saudara yang rukun daripada memiliki saudara yang menjadi musuh.