Minggu, 09 November 2014

Konsep Ketuhanan dalam Agama Hindu

"Agama Hindu adalah agama politheisme yang menyembah banyak Tuhan?". Hal ini sering saya dengar dari saudara beda agama yang mungkin belum mengerti tentang konsep ketuhanan dalam Hindu. Dengan demikian maka sering muncul pemikiran yang cenderung merendahkan karena ketidakjelasan Tuhan mana sebenarnya yang disembah. Padahal sebenarnya Hindu bukanlah agama monotheisme, politheisme, atheisme ataupun lainnya. Konsep agama Hindu adalah Panteisme yaitu agama universal (satu Tuhan untuk semuanya).

Kenapa Agama Hindu disebut Panteisme? Memang terdapat perbedaan dalam proses tata cara penyembahan dan bahkan perbedaan nama Beliau yang disembah sesuai dengan alirannya tetapi sebenarnya mereka tetap menyembah satu Tuhan yang disebut Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa dikarenakan Beliau mempunyai banyak gelar seperti yang disebutkan oleh sloka-sloka berikut :

"Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada Dharma/Tuhan yang lainnya.

"Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadhanti" artinya Tuhan hanya satu, tetapi para resi bijaksana menyebut Beliau dengan banyak nama.

Berbeda dengan monotheisme yang hanya menyembah satu Tuhan, tetapi sayangnya hanya berpihak pada satu kelompok saja, sedangkan kelompok lain adalah kaum musuh yang harus dibasmi. Atau paham politheisme yang jelas-jelas menunjukkan perbedaan dan penyembahan berhala.

Lalu siapakah sebenarnya Tuhan dalam Agama Hindu ?
Tuhan dalam agama Hindu disebut Brahman ("bukan Dewa Brahma") atau di Bali biasa disebut Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang artinya Tuhan yang maha besar dan tahu segalanya. Segala sesuatu tentang Brahman/Ida Sang Hyang Widhi Wasa tidak secara gampang bisa kita pahami kecuali kita sudah memiliki hati yang tulus, bijaksana dan tidak memiliki keterikatan terhadap apapun masalah keduniawian dikarenakan sifat-sifat beliau. Sifat-sifat Beliau banyak disebutkan dalam kitab suci. Dalam Weda disebutkan 4 sifat kemahakuasaan dari Tuhan yang disebut Cadu Sakti yang diantaranya :

  1. Wibhu Sakti : Tuhan Maha Ada yang memenuhi dan meresapi seluruh bhuana/dunia dan berada dimana-mana, tidak terpengaruh dan tidak berubah ("Wyapi Wyapaka Nir Wikara") dan tidak ada tempat yang kosong bagi Beliau karena beliau memenuhi segalanya. Beliau ada di dalam dan di luar ciptaan-Nya.
  2. Prabhu Sakti : Tuhan Maha Kuasa yang menjadi raja dari segala raja (Raja Diraja),  yang menguasai segalanya baik dalam hal penciptaan (Utpetti), pemeliharaan (Stiti), dan Pelebur (Prelina). 
  3. Jnana Sakti : Tuhan Maha Tahu yang mengetahui segala sesuatu yang terjadi baik di alam nyata maupun tidak nyata, yang terjadi di masa lampau(Atita), yang sedang terjadi (Nagata), ataupun yang akan terjadi (Wartamana).
  4. Krya Sakti : Tuhan Maha Karya yang setiap saat tidak pernah berhenti melakukan aktifitas baik dalam penciptaan, pemeliharaan, pelebur, pengawasan, penjagaan, sutradara dalam sandiwara kehidupan (demi memberikan pembelajaran dan pengetahuan) dan segala aktifitas lainnya.
Disamping sifat kemahakuasaan di atas, Tuhan/Brahman/Ida Sang Hyang Widhi juga memiliki sifat sebagai berikut seperti yang disebutkan dalam kitab Wrhaspati Tattwa yang disebut sebagai Asta Iswara yang diantaranya :
  1. Anima : Tuhan bagaikan setiap atom yang mempunyai kehalusan yang bahkan lebih halus dari partikel apapun
  2. Lagima : Sifat Tuhan yang sangat ringan bahkan lebih ringan dari ether
  3. Mahima : Dapat memenuhi segala ruang, tidak ada tempat kosong bagi Beliau
  4. Prapti : Segala tempat bisa dicapai,  Beliau dapat pergi kemanapun yang dikehendaki dan Beliau telah ada.
  5. Prakamya : Segala kehendakNya akan selalu terjadi.
  6. Isitwa : Tuhan merajai segala-galanya, dalam segala hal yang paling utama
  7.  Wasitwa : Menguasai dan dapat mengatasi apapun.
  8. Yatrakamawasayitwa : Tidak ada yang dapat menentang kehendakNya.
Adapun sifat-sifat Tuhan yang merupakan sumber dari segala kehidupan (Parama Atma) adalah :
  1. Achintya : tak terpikirkan
  2. Awikara : tak berubah-ubah
  3. Awyakta : tak terlahirkan.
  4. Achodya : tak terlukai oleh senjata
  5. Adhaya : tak terbakar oleh api
  6. Akledya : tak terkeringkan oleh angin
  7. Achesyah : tak terbasahi oleh air
  8. Nitya : kekal abadi
  9. Sarwagatah : ada dimana-mana
  10.  Sthanu : tak berpindah-pindah
  11. Acala : tak bergerak
  12. Sanatana : selalu dalam keadaan sama
  13. Atarjyotih : maha sempurna sesempurna-purnanya.
Dengan adanya sifat-sifat Beliau seperti di atas sangatlah sulit bagi orang awam untuk bisa mengerti dan memahami Tuhan kecuali kita sudah memiliki keyakinan teguh, berusaha untuk memahami dan menghayati keberadaan Beliau, melepaskan semua ikatan terhadap keinginan duniawi, dan memasrahkan sepenuhnya untuk Beliau.

Lalu apakah fungsi Dewa-Dewi? Apakah mereka bukan Tuhan?
Dewa berasal dari kata "Div" yang artinya sinar suci dari Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi. Dewa  adalah belahan dari Tuhan yang mana sebenarnya sama dengan mahluk lainnya termasuk manusia yang merupakan percikan terkecil dari Beliau karena Beliau adalah sumber dari segala kehidupan hanya saja Dewa berbentuk Sarira/roh/atma yang mempunyai sifat dan kemahakuasaan yang hampir sama dengan Tuhan. Diantara nama Dewa-Dewa yang ada hanya ketiga dewa yang mempunyai sifat yang mendekati sama dengan Tuhan diantaranya Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa sehingga ketiga dewa tersebut dijadikan dewa tertinggi dalam agama Hindu yang disebut Tri Murti.

Fungsi para dewa adalah untuk mengatur jalannya roda kehidupan baik dalam penciptaan, perjalanan waktu, dan peleburan serta proses setelah kematian. Mereka juga membantu makluk lainnya termasuk manusia untuk bisa mengerti konsep ketuhanan dan mengatur tatatan hidup manusia. Sehingga secara tidak langsung mereka adalah wakil dari Tuhan yang mengatur segala kehidupan sesuai dengan tugasNya masing-masing dan juga sebagai penghubung antara Tuhan dengan ciptaanNya. Dengan kata lain apabila manusia melakukan persembahan kepada salah satu dewa maka sama artinya mereka menyembah Tuhan dan dewa lainnya karena mereka semua adalah satu tetapi berbeda karena fungsinya. Sama halnya dengan kita sendiri, dengan menjaga diri sendiri dan menghormati orang lain artinya juga kita menjaga dan menghormati Tuhan karena Tuhan juga bersemayam dalam diri manusia.

Jika diibaratkan dalam sebuah perusahaan besar, Tuhan adalah sebagai pemilik perusahaan dan Tri Murti adalah Owner Representative, Dewa Indra yang merupakan raja dari para dewa adalah sebagai General Manager dan dewa-dewa lainnya sebagai departement head/manager. Dan disini manusia adalah staff yang harus tetap tunduk dan patuh terhadap atasan. Seorang staff sangatlah susah untuk bertemu langsung dengan pemilik perusahaan sehingga mereka harus menggunakan penghubung yaitu atasannya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Hindu tidak menganut paham monotheisme, politeisme, atheisme tetapi panteisme yang bersifat universal sehingga Hindu bisa menyatu dengan unsur daerah manapun tanpa adanya perselisihan sehingga penyebaran agama Hindu tidak pernah sekalipun dilakukan melalui kekerasan. Hindu tetap menyembah satu Tuhan yang disebut Brahman/Ida Sang Hyang Widhi hanya saja karena sifat dan kemahakuasaan Beliau sangat sulit untuk bisa dipahami akal manusia yang masih sangat terbatas sehingga manusia lebih cenderung untuk menyembah Dewa-Dewa yang sebenarnya sama artinya dengan dengan menyembah Tuhan.

Konsep Ketuhanan Agama Hindu Bagian 2 - Saguna dan Nirguna Brahman

44 komentar:

  1. Om Swastyastu pak PUTU SUTA, istilah Panteisme yaitu agama universal (satu Tuhan untuk semuanya).sangat menarik disimak. apa yang istilah memperkuat tersebut tolong dijelaskan pak. ke ayuantara77@gmail.com

    BalasHapus
  2. Om Swastiastu, terima kasih atas commentnya, sesuai dengan arti istilah Panteisme yaitu satu Tuhan untuk semuanya dimana artinya Tuhan adalah semuanya dan semuanya adalah Tuhan, atau dalam arti luas bahwa Tuhan ada di dalam dan diluar ciptaanNya sesuai dengan sifat kemahakuasaan-Nya (Catur Cadu Sakti). Dalam hal ini Tuhan bukan bersifat personal yang mempunyai bentuk tubuh, bisa marah, punya keinginan, dll. Yang ada adalah Beliau meresapi seluruh alam semesta beserta segala ciptaanNya tanpa mempengaruhinya dan mengalir apa adanya. Walaupun ada ketentuan semesta yang memang harus diterapkan dalam dunia, Beliau melakukannya melalui peran manifestasi dalam bentuk Dewa Dewi bahkan bisa mahluk hidup lainnya. Maka dari itu banyak sifat Tuhan yang sangat sulit kita pikirkan misalnya bahwa Beliau tidak berubah, tidak bergerak, selalu dalam keadaaan sama tetapi ada dimana-mana, memenuhi segalanya. Itulah makanya Beliau disebut bekerja tetapi tidak bekerja. Walaupun Beliau ada di semua aspek ciptaanNya tetapi Beliau tetap satu sesuai dengan isi Reg Weda "Ekam Sat Vipra Bahuda Wadanti" Hanya satu Tuhan tetapi para orang suci menyebut Beliau dengan banyak nama. Jadi walaupun Hindu dibilang menyembah banyak dewa, tetapi intinya tetap menyembah Tuhan atas perantara dari Dewa seperti sloka dalam Bhagawad Gita "Mereka yang menyembah para dewa sebenarnya menyembahKu, hanya saja mereka melakukannya dengan cara yang keliru". Keliru maksudnya karena manusia belum bisa memahami konsep Tuhan sebenarnya. Tuhan bukan pemberi atau peminta anugrah, yang memberi anugrah adalah para Dewa. Itulah perbedaan dasar antara Tuhan dan Dewa. Untuk bisa mencapaiNya harus dilakukan dengan pendalaman meditasi dengan mengedepankan kesucian lahir dan bathin karena untuk mencapai sesuatu yang suci harus dihadapi dengan kesucian tanpa keterikatan apapun. Maka dari itu kita diajarkan tentang Catur Asrama.

    Berbeda dengan polithiesme yang memang menyembah banyak Tuhan dimana masing-masing Tuhan mempunyai personality yang berbeda. Antara Tuhan yang satu bisa bertarung dengan Tuhan yang lain.

    Begitu pula dengan monotheisme yang dikatakan hanya menyembah satu Tuhan tetapi Tuhan tersebut memiliki kepribadian dll yang sifatnya bahkan lebih cocok disebut sebagai Dewa.

    BalasHapus
  3. Salam kenal pak Putu Suta. Menarik sekali pembahasan bapak tentang konsep Tuhan menurut agama Hindu. Sehingga dapat memberi pencerahan.

    Sebelumnya saya juga berpikiran bahwa agama Hindu adalah polytheisme. Tapi bapak menjelaskan yang benar adalah Pantheisme.

    Ada banyak hal menarik yang dapat kita diskusikan.

    Tapi untuk saat ini dapatkah bapak menjelaskan kalau begitu agama apa yang menganut polytheisme itu?

    Terima kasih sebelumnya.

    Salam

    BalasHapus
  4. Om Swastiastu,
    salam kenal juga untuk saudara dsusetyo.

    Terima kasih atas komentar saudara yang sangat membangun. Memang antara polytheisme dan pantheisme terdapat benang tipis sehingga banyak menganggap keduanya adalah sama. Pantheisme sangat universal, mengakui 1 Tuhan tetapi bisa berwujud dalam banyak hal. Sedangkan polytheisme memang mengakui banyak Tuhan, bisa beranak dan mempunyai sifat emosi seperti manusia. Paham polytheisme ini pernah dianut oleh bangsa romawi, yunani dan mesir kuno. Masing2 Dewa tertinggi di romawi, yunani dan mesir adalah Yupiter, Zeus dan Ra. Di atas dewa tertinggi itu tidak ada lagi yang disembah karena Dialah yang dianggap sebagai yang utama.

    Dalam agama Hindu, Dewa dianggap sebagai perwujudan dari Tuhan yang maha esa/Brahman dalam bentuk nyata. Manusia tidak akan bisa memikirkan bagaimana Tuhan itu sebenarnya karena sifatNya yang Acintya (tidak terpikirkan). Maka dari itu diciptakanlah para Dewa yang fungsinya sebagai wakil dari Tuhan untuk menunjukkan eksistensi dari Tuhan itu sendiri. Kalau Dewa dianggap sebagai Tuhan itu salah besar karena dari semua Dewa yang ada, tidak ada satupun yang sifatnya 100% menyamai Tuhan. Hanya 3 Dewa yang sifatnya hampir mendekati yang dikenal dengan Dewa Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siva). Jadi walaupun ada Tri Murti yang dianggap sebagai Dewa tertinggi, masih ada wujud lain yang lebih tinggi yang disebut dengan Brahman atau di Bali disebut Ida Sang Hyang Widhi Waca.

    Yang menjadi pertanyaan berikutnya pastilah kalau Hindu menganggap Tuhan itu satu, lalu kenapa harus memuja Dewa dan Dewi. Tidak memuja Tuhan saja (tidak usah memuja Dewa Dewi lagi). Jawabannya adalah semua Dewa Dewi yang ada merupakan unsur alam semesta ini. Mereka yang menggerakkan dunia, mengasihi manusia dengan memberikan anugrahnya, serta melindungi alam semesta. Jadi sudah sewajarnya manusia memberikan rasa terima kasih dengan cara melakukan yadnya sehingga terjadi kerja sama yang baik antara manusia dan para Dewa. Dewa sendiri sebenarnya sama seperti manusia (kecuali Tri Murti) hanya mereka diberikan kekuatan lebih dan telah mendapat tirta amerta sehingga mencapai keabadian tetapi pada dasarnya mereka juga bisa musnah.

    Dalam Hindu banyak ditemukan patung Dewa Dewi, tetapi tidak satupun ditemui patung Tuhan/Brahman. Karena pada dasarnya Tuhan memang tidak mempunyai wujud, tidak terpikirkan. Untuk itu bagaimana cara kita bersujud kepada sesuatu yang tidak terpikirkan. Adalah dengan cara bersujud kepada manifestasiNya dalam bentuk nyata dimana dalam doa pertama pastilah dimulai dengan menyebut aksara suci Tuhan (OM/AUM).

    Begitulah kedangkalan pikiran manusia, sehebat apapun manusia itu tidak akan bisa menggambarkan bagaimana Tuhan itu sebenarnya. Beliau maha ada, maha tahu, maha kuasa, dan maha karya. Sehingga sangat sulit untuk mengetahui rahasia Beliau.

    BalasHapus
  5. trims atas bantauan anda saya bisa menjawab tapi tlong tambahkan tentang nirguna brahman dan saguna brahman

    BalasHapus
  6. Om Swastiastu,
    Terima kasih atas masukan anda yang sangat baik, memang yang saya tulis disini hanyalah garis besarnya saja dan sesuai dengan judul dari blog ini yaitu berdasarkan logika. Mungkin untuk konsep nirguna dan saguna brahman akan saya buatkan pos baru untuk kedepannya.

    BalasHapus
  7. semua konsep ketuhanan ada di hindu

    BalasHapus
  8. semua konsep ketuhanan ada di Hindu bli,, dari animisme, dinamisme, polytheisme, pantheisme sampai pada monoyheisme. Hindu ibarat pohon dan yang lainnya yang memiliki hanya satu konsep ketuhanan saja adalah ranting-rantingnya. lebih jelas bacalah buku karya I Ketut Donder, Brahmavidya, teologi kasih semesta, terbitan Paramita. sekian tambahannya bli, semoga semakin jaya Hindu ke depan

    BalasHapus
  9. Hindu merupakan asal muasal semua konsep ketuhanan. Kita harus ingat bahwa Hindu telah melalui proses evolusi yg sngt panjang. Mulai dari Animisme (pnyembahan leluhur), lalu Dinamisme, Totemisme, dst. Lalu selanjutnya Polytheisme (bnyk dewa), dan Kathenoisme yaitu dewa tertinggi yg pada masanya akan digantikan dewa lain sbg dewa tertinggi. Kt harus ingt pada jaman Veda, Dewa Indra adlh dewa tertinggi sbg raja para dewa, namun pada jaman Purana posisinya digantikan Dewa Trimurti. Lalu Pantheisme (dimana mana serba Tuhan), dan pada akhirnya Monotheisme, yg mnegaskan bahwa Tuhan yg ada dimana mana dan memiliki banyak manifestasi sebagai dewa adlh Tunggal pada hakikatnya. Jadi dlm Hinduisme, semua konsep ketuhanan tersebut tidak bisa diartikan secara terpisah, namun saling menunjang satu sama lain. Jadi mohon tanggapan pula dari pemilik blog ini agar bisa saling bertukar pikiran satu sama lain. Suksma sebelumnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Swastiastu,

      Terima kasih atas penjabaran tambahan yang sangat luar biasa untuk membantu melengkapi blog ini. Memang benar apa yang telah saudara sampaikan. Pada dasarnya agama Hindu adalah agama yang universal. Semua konsep berada dalam keyakinan Hindu, dari polytheisme, pantheisme, monotheisme, dinamisme dan lain-lain yang menunjukkan keuniversalan agama Hindu. Namun secara umum kalau kita diminta untuk memilih salah satu paham yang ada, maka agama Hindu bisa dikatakan menganut paham pantheisme karena bagi umat Hindu, Tuhan adalah segalanya. "Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti" adalah semboyan utama bagi umat Hindu. Tuhan hanya satu tetapi Beliau dipanggil dengan banyak nama dan menguasai segala aspek. Karena semboyan inilah maka muncul keuniversalan Hindu yang mengatakan bahwa segalanya adalah Tuhan, bukan segalanya milik Tuhan. Kalau segalanya adalah Tuhan, apapun itu, otomatis akan menjadi milik, kewenangan, kekuasaan, tanggung jawab dan bagian dari Tuhan itu sendiri. Maka dari itu, kita umat Hindu memelihara alam semesta ini bukan semata-mata karena milik Beliau, akan tetapi kita menganggap alam semesta beserta dengan isinya ini adalah bagian dari Tuhan sehingga kita mencintai alam semesta ini sama seperti kita mencintai Tuhan.

      Dewa dalam Hindu adalah pribadi yang lebih tinggi dibandingkan dengan manusia, maka dari itu manusia wajib menghormati para dewa karena beliau-beliaulah yang mengatur dunia ini. Nama dari setiap Dewa sebenarnya adalah gelar. Seperti misalnya Dewa Indra yang merupakan gelar, dimana nama sebenarnya adalah "Purandara" karena saat ini kita berada dalam manwantara ke-7. Sedangkan untuk manwantara ke-8 yang menjadi Dewa Indra adalah "Mahabali". Jadi untuk setiap manwantara (71 mahayuga), Dewa-dewa akan selalu berganti dengan nama gelar yang sama tetapi orangnya berbeda. Kemunculan Dewa memang selalu mengikuti jaman (yuga), dan manusia akan mengikuti perkembangan yuga termasuk turunnya Weda yang pada dasarnya diturunkan tidak bersamaan.

      Hapus
  10. Memang benar Pak Putu,, namun dlm Hindu tidaklah tepat dlm memilih konsep ketuhanan hanya satu,, dan tidak tepat kiranya isme2 tersebut diartikan secara terpisah dlm Hindu,, karena Hindu adalah Monotheisme yg menaungi isme2 yg ada, krena Tuhan yg ada dimana2 itupun pada hakikatnya Tunggal. Hinduism bukan Monotheisme tunggal yg menganggap satu Tuhan milik golongan tertentu. Berbeda pengertiannya itu. sumber yg saya baca adalah Sejarah Evolusi Hindu karya Prof. Dr. Phalgunadi dan Brahmavidya Teologi Kasih Semesta karya Ketut Donder, Ph.D. lengkap diuraikan disana, berikut mantram dan sloka2 pendukungnya. Dalam artian Hindu adalah sumber dari segala isme yg ada dan Pantheisme hanya sebuah ranting kecil dari konsep ketuhanan Hindu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Swastiastu,

      Secara pribadi saja sebenarnya juga setuju kalau Hindu adalah monotheisme universal dan bukan monotheisme tunggal. Dalam Hindu sendiri terdapat banyak sekali sekte, aliran, budaya, dan tata cara upacara yang menunjukkan keberagaman Hindu. Walaupun berbeda-beda tetapi mempunyai tatwa/filsafat yang sama. Kita memang tidak bisa mengatakan bahwa Hindu hanya mengandung satu konsep saja. Kalau kita bilang Hindu adalah monotheisme, tetapi kenapa ada pemujaan terhadap Dewa Dewi, leluhur ataupun alam. Kalau kita bilang Hindu politheisme, ternyata pada dasarnya kita memiliki jiwa tunggal tertinggi yang disebut Tuhan/Brahman.

      Maka dari itu konsep ini sebenarnya hanya bisa ditentukan oleh masing2 karena masing2 orang pasti mempunyai pandangannya sendiri. Kalau seseorang melakukan pemujaan kepada Dewa Dewi berarti dia politheisme, kalau seseorang melakukan pemujaan terhadap leluhur/alam berarti dia animisme/dinamisme, kalau seseorang hanya memuja Tuhan yang Maha Tunggal berarti dia monotheisme, dan kalau seseorang menganggap segala sesuatu di alam semesta ini adalah Tuhan (maksudnya Tuhan meresapi segalanya dan bukan berarti alam semesta ini Tuhan) berarti dia mengikuti paham Pantheisme.

      Dalam Bhagavad Gita Bab 7.19: "Pada akhir berbagai kelahiran, seseorang tumbuh menjadi bijaksana dan datang kepadaKu, mengetahui bahwa Tuhan (Vasudeva) adalah semuanya ini. Mahatma (jiwa yang besar) semacam ini sukar didapatkan (di dunia ini)"
      Bab 7.20: "Tetapi mereka yang kebijaksanaannya telah terbawa oleh keinginan-keinginan (nafsu-nafsu) berpaling pada dewa-dewa yang lain, mengikuti berbagai upacara (dan peraturan), yang terpusat pada sifat-sifat mereka sendiri"
      Bab 7.21: "Apapun bentuk yang ingin dipuja oleh seseorang pemuja dengan kepercayaannya — maka kepercayaan tersebut akan Kuteguhkan tanpa ragu-ragu"
      Bab 7.22: "Dengan dasar kepercayaan itu, ia kemudiaan mencari dan memuja bentuk tersebut, dan darinya ia mendapatkan apa yang diingininya, tetapi manfaatnya hanya Aku yang menentukan"
      Bab 7.23: "Tetapi orang-orang yang berpikiran pendek ini hanya mendapatkan hasil yang bersifat sementara saja. Mereka ini, pemuja para dewa akan pergi ke dewa-dewa. Tetapi yang memujaKu –pemuja-pemujaKu— akan datang kepadaKu"

      Berdasarkan sloka tersebut saya rasa Hindu awalnya memang hanya memuja Tuhan/Brahman, tetapi karena timbul keinginan maka akan beralih ke pemujaan lain. Jadi saya yakin bahwa Hindu awalnya adalah monotheisme, tetapi karena perkembangan jaman akhirnya timbul paham2 yang lain termasuk juga kepercayaan. Kalau sekarang kita sebut Hindu menganut monotheisme, tetapi faktanya umat Hindu sendiri cenderung lebih banyak melakukan pemujaan terhadap Dewa Dewi disamping pemujaan kepada Brahman. Karena itu untuk saat ini diperlukan suatu istilah yang bisa menunjukkan keuniversalan Hindu yaitu melalui pantheisme itu.

      Untuk menunjukkan bahwa Hindu adalah monotheisme, maka pemujaan-pemujaan lain selain kepada Brahman/Tuhan harus ditiadakan dan saya rasa itu akan sangat sulit dilakukan. Jadi hal ini hanya bisa dilakukan oleh masing-masing pribadi apabila dia sudah tidak menginginkan nafsu dunia dan hanya berpasrah kepada Jiwa tertinggi.

      Saya juga sangat setuju kalau Tuhan dalam Hindu sangat berbeda dengan yang lain karena Tuhan dalam Hindu bukan milik satu golongan dan hanya akan melindungi golongannya saja.

      Hapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  12. memang sangat sulit jika dijabarkan memang,, krena sangat luasnya ajaran Hindu itu,,, apabila dipaksakan dengan Pantheisme itupun tidak salah,, sarva kalvidhan brahman,, namun jika dasarnya adalah ekam sad vipra bahudha vadhanti,, saat bicara ttg ekam maka tunggallah adanya,, artinya jika Pantheisme tidak ditunjang oleh Monotheisme itu belum bisa dikatakan Universal, melainkan Multiversal, demikian pula Monotheisme murni tanpa ditunjang isme lain jadilah Tuhan satu tanpa manifestasi apapun,, dalam buku yg saya sebutkan sangat lengkap diuraikan. Namun suksma sudah bertukar pikiran,,, semoga jaya Hindu ke depannya..

    BalasHapus
  13. oh iya dan tambahan dari saya sedikit bahwa bukan karena Hindu Monotheisme Universal pada awalnya seperti yg Pak Putu jabarkan,, namun Monotheisme Universal adalah puncak kesadaran evolusi tertinggi pemahaman manusia ttg Tuhan, jadi yg paling sederhana dimulai dari Animisme, sampai pada Monotheisme sebagai puncak akhir,, demikian yg sudah saya baca... suksma Pak Putu

    BalasHapus
  14. Om Swastiastu,

    Matur suksma bapak Kyosuke Furuya (ampura tiang nenten uning wastane), maaf sebelumnya karena belum sempat berkenalan. Kata orang kalau ga kenal maka tak sayang... ^-^.

    Itulah uniknya Hindu, jadi kita semua sudah sama-sama tahu bagaimana kompleksnya Hindu tetapi tetap menjadi satu kesatuan yang utuh. Dan itu yang akan menjadi kekuatan untuk tetap menegakkan Dharma di bumi ini.

    Saat ini memang banyak penyelewengan dari kaidah2 Hindu yang kalau kita lihat Hindu sebenarnya agama yang unik, lengkap, kuat dan ajarannya memang sesuai dengan hukum alam semesta. Perkembangannya juga tidak monoton karena tetap akan mengikuti perkembangan jaman (dari satya sampai kaliyuga). Karena itu saya mencoba membuat blog ini dengan embel2 Menurut Pandangan Logika dengan harapan timbul kesadaran umat untuk bisa mengerti bagaimana sebenarnya Hindu yang seolah-olah ribet dan sangat sulit untuk dipelajari.

    Suksma atas masukan-masukannya semoga Hindu jaya sesuai harapan kita.
    "Satyam Eva Jayate"

    BalasHapus
  15. Mewali Pak Putu.. nama tiyang Putu Indra, mahasiswa peguruan tinggi Hindu di Denpasar. Setuju sekali, dalam Agama Hindu kita berdiskusi bukan untuk saling menyalahkan, namun saling melengkapi menjadi satu kesatuan utuh, karena begitulah kita ditunjukkan bahwa inilah luwesnya Hindu. saya berikan sebuah kutipan yang menyatakan bahwa Hinduisme adalah kebenaran objekif yang intersubjektif, artinya Hinduisme adalah kebenaran fakta yang menerima kebenaran dari manapun sepanjang tidak bertentangan dengan kesemestaan. Hinduisme mampu membimbing setiap manusia setapak demi setapak dari kebenaran yang amat sederhana hingga kebenaran absolut yang tidak dapat ditafsirkan dengan akal (Donder, 2006:138). Senang sekali bisa tukar pikiran dengan Bapak Putu. Tiyang tunggu postingan-postingan dari Pak Putu yg berikutnya, jangan pernah lelah ber-Dharma memberikan pemahaman ttg ajaran-ajaran Hindu... mogi-mogi rahayu, satyam eva jayate...

    BalasHapus
  16. Salam kenal bli Putu Indra, saya pribadi senang sekali jika ada yang bisa membantu dalam mengajarkan ajaran Hindu sesungguhnya terutama kepada khalayak umum. Jujur saya tidak tau banyak tentang agama apalagi Weda dan kitab lainnya. Pendidikan Hindu juga hanya didapat di sekolah biasa saja. Semua yang saya tulis ini berdasarkan pemahaman dalam hati bukan berdasarkan pikiran.
    Sesuai sub judul blog ini, saya memang membutuhkan banyak komentar untuk melengkapi argumen yang saya tulis. Dan bli Putu Indra sudah memberikan banyak masukan juga. Jadi saya haturkan banyak terima kasih.
    Mogi rahayu sinamian, Om santi, santi, santi, Om

    BalasHapus
  17. Salam kenal juga Bli Putu Suta, saya juga seorang mahasiswa yang baru belajar dan pemahaman saya juga hanya biasa-biasa saja. Setidaknya apa yang sudah diposting oleh Bli Putu sudah sangat luar biasa sekali, dan saya hanya ingin bertukar pikiran dan menambahkan wawasan saya. Memang kita akui bahwa di sekolah pun pemblajaran agama Hindu masih banyak yg perlu dibenahi. Memang saat ini banyak yg belum memahami secara menyeluruh akan hakikat Tuhan dalam agama Hindu, bukan hanya dari saudara kita yg berkepercayaan lain, melainkan juga dari umat kita sendiri. Contoh misalnya banyak yg beranggapan bahwa lebih penting saya menyembah leluhur saya (Animisme). Mereka belum memahami bahwa dengan memuja leluhur akan sampai pada Tuhan juga, karena Tuhanpun adalah asal mula / leluhur dari segala leluhur, dan kepada-Nyalah mereka akan kembali menyatu dengan-Nya. Ada yang pemahamannya baru sampai tingkat Dewa-Dewa (Polytheisme), namun pada hakikatnya mereka memuja Tuhan yang satu dalam banyak manifestasi, dan banyak yg belum memahaminya. Apabila sudah sampai pemahaman tsb pada Pantheisme itu juga sudah sangat bagus, karena sudah mulai memandang hakikat Beliau yang bersemayam pada semua makhluk adalah sama dan tinggal memahami bahwa hakikat tersebut adalah tunggal. Berikut saya coba kutipkan sloka Bhagawadgita.
    Bh. XIII. 28 : Ia yg melihat Penguasa Tertinggi bersemayam pd semua makhluk, yg tak akan pernah musnah walaupun mereka musnah sesungguhnya ia melihat.
    Bh. XIII. 29: Karena ketika ia melihat kehadiran Tuhan, merata dimana-mana, ia takkan menyakiti Diri-Nya yg sejati dengan dirinya dan kemudian ia mencapai tujuan tertinggi.
    Bh. XIII. 31: Bila ia melihat bahwa keadaan makhluk-makhluk terpusatkan pada yg Tunggal dan hanya dari sanalah ia muncul, maka ia mencapai Brahman.
    Demikian yg sedikit saya pahami Bli Putu, tidak pernah ada yg salah dalam Hindu selama tidak bertentangan dengan hakikat kesemestaan, karena semua terpusat kepada-Nya. sukses terus Bli Putu...

    BalasHapus
  18. Terimakasih atas pencerahannya Pak Putu. saya berharap hal hal semacam ini perlu ditingkatkan dengan pencerahan dalam tema yang berbeda yang menyangkut ke Hinduan agar para umat dapat lebih mendalaminya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suksma mewali bapak Putu Haidar Zahfrand Saputra Yasa

      Hapus
    2. Bli tyang punya pendapat... sepertinya agama hindu yg di praktekkan di bali dari dulu hingga saat ini.. sepertiny terlalu berakulturasi dg budaya... maksud saya budaya sangat mempengaruhi ajaran2 dan paham2 pemujaan.. jadi apakah menurut pak putu ajaran hindu saat ini melenceng dari ajaran weda sesungguhnya?? Mohon pencerahan suksma

      Hapus
  19. Maaf pak Putu Foto di beranda foto cucu saya.

    BalasHapus
  20. Mohon maaf sebelumnya. Saya pernah membaca kalau sebenarnya di kitab2 Hindu itu banyak diramalkan tentang datangnya Muhammad sebagai utusan Tuhan. Saya membaca di sebuah artikel dan saya rasa ini menarik. Saya adalah Muslim dan saya tidak bermaksud buruk di sini. Saya hanya ingin mencari tahu dan belajar, karena belajar itu wajib. Mohon dijelaskan pendapat Bapak tentang ramalan tersebut. Terima kasih sebelumnya.
    NB: ramalan itu ada dalam Bhavisa Purana dalam Pragisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10-26. Juga ada di dalam Atharvaveda Book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om swastiastu,
      Menjawab pertanyaan ini saya hanya bisa memberikan penjelasan :
      1. Secara konsep, Hindu dan Islam saya yakin sangat berbeda jauh.
      2. Yang dimaksud dalam sloka tersebut adalah Kalki Awatara yang merupakan jiwa Tuhan itu sendiri yg terlahir ke dunia untuk menyelamatkan Dharma, sedangkan Muhammad adalah utusan Tuhan.
      3. Kalki Awatara akan terlahir ke dunia pada akhir masa Kali Yuga untuk kembali ke Treta Yuga, dimana tidak ada lagi kejahatan yang ada. Sedangkan Muhammad lahir di tengah masa Kali Yuga.
      4.Apapun ciri yg tersirat dalam ramalan adalah memang sejati, tidak ada perumpamaan. Saya contohkan Sri Rama dan Sri Krishna yg diceritakan sesuai aslinya. Sedangkan dari beberapa artikel yg saya baca mengenai Muhammad dalam kitab Hindu, hanya menggunakan ilmu pencocokan misalnya kuda putih yg diasumsikan sebagai Buraq. Padahal kalki awatara adalah sesuai dengan yg dicirikan karena ke-9 awatara sebelumnya memang tidak ada perumpamaan.

      Hapus
    2. Kalo menurut saya muhamad adalah seorang rsi yg diutus untuk mengajarkan agama,
      Sedangkat awatara kepribadian tuhan sendiri yg akan turun ke dunia, jd mungkin yg dimaksud imam mahdi bukan muhamad,

      Hapus
  21. Mohon maaf sebelumnya. Saya pernah membaca kalau sebenarnya di kitab2 Hindu itu banyak diramalkan tentang datangnya Muhammad sebagai utusan Tuhan. Saya membaca di sebuah artikel dan saya rasa ini menarik. Saya adalah Muslim dan saya tidak bermaksud buruk di sini. Saya hanya ingin mencari tahu dan belajar, karena belajar itu wajib. Mohon dijelaskan pendapat Bapak tentang ramalan tersebut. Terima kasih sebelumnya.
    NB: ramalan itu ada dalam Bhavisa Purana dalam Pragisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10-26. Juga ada di dalam Atharvaveda Book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14.

    BalasHapus
  22. Selamat siang Pak Putu, saya Agustinus, saya yg sebagai penganut Islam sangat meresapi dan menghayati tulisan bapak diatas tentang konsep KeTuhanan dalam Agama Hindhu. Saya pribadi berharap para umat beragama di Indonesia sama sama saling rukun dalam menjalankan amanah Tuhan di muka bumi ini, saya sangat iri dengan para penganut Agama Hindhu yg selama saya hidup di dunia tidak pernah saya dengar melakukan perbuatan negatif semisal penistaan terhadap agama agama yg ada di negeri ini, saya hampir tidak pernah mendengar para umat Hindhu melakukan aksi aksi demo dan aksi aksi lain yg merugikan diri sendiri yg mengatasnamakan AGAMA.. Saya sangat kecewa dengan tingkah polah manusia di indonesia ini yg sebagian besar saling memojokkan umat agama lain diluar agama yg dianut oleh dirinya, dan yg semakin membuat saya kecewa adalah mereka seolah olah sudah pernah berhadapan langsung dengan Tuhan, yg tujuannya selalu membenarkan agama nya. Jika di dunia ini agama yg benar hanya satu, dan agama itu memang diciptakan langsung oleh Tuhan, berarti saya pribadi sangat menyalahkan perbuatan Tuhan tersebut, mana keadilan daripada Tuhan, mana buktinya jika Tuhan pernah menciptakan agama, agama adalah asumsi daripada manusia tentang bagaimana kita dan sampai sejauh mana manusia mempelajari akan sifat sifat daripada Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan kesulitan pada manusia untuk mengetahui segala rahasiaNYA. Saya sangat bangga kepada umat Hindhu diseluruh Dunia, selalu mengajarkan umat nya untuk saling mengasihi, mencintai kedamaian. Bukan mengajarkan bagaimana caranya merakit BOM, dan meledakkan tempat ibadah hahahahahaha dengan iming iming surga dan para bidadari cantik hehe, itu semua adalah asumsi manusia ber otak mesum hehe.. Maaf kalau tulisan saya agak memojokkan suatu kaum, dan memang semoga Tuhan merubah pemikiran kaum minoritas tersebut supaya kembali membuka hati nurani nya tentang siapa dia sebenarnya, dan kenapa Tuhan menciptakannya, terima kasih.. Om Swastyastu Om..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa banyak orang panjang rambut sedangakan ada tukang cukur.? Logika sederhana...

      Saya percaya semua agama tuhannya 1 yang menciptakan yang memelihara dan mengatur. tapi semua agama dalam penyembahannya berberbeda (implemntasinya bukan pada tuhan yang sebenarnya)

      Hapus
    2. Om swastiastu Bpk. Agustinus
      Segala sesuatu sebenarnya tergantung dari diri masing2. Kalau terlalu fanatik terhadap agama maka akan menimbulkan kebuntuan karena doktrin. Tuhan memberikan kita pikiran untuk menelaah dan mempelajari segala sesuatu sebelum dicerna pikiran. Hanya memang jarang orang yg melakukannya.
      Semoga kita semua selalu diberikan kedamaian dan selalu diberi jalan yg lurus dan terang. Om Santi Santi Santi Om

      Hapus
  23. Salam : Dari semua sifat Brahman/Tuhan itu secara konsep ketuhanan tidak salah, pertanyaanya dalam hal ini:
    Achintya : tak terpikirkan, (Jika tak terpikirakan maka kenapa harus menganggap dewa/dewi sebagai persamaan tuhan, dalam penjelasan di atas dijelaskan "hanya saja Dewa berbentuk Sarira/roh/atma yang mempunyai sifat dan kemahakuasaan yang hampir sama dengan Tuhan" artinya menyekutukan/menyamakan tuhan, "Diantara nama Dewa-Dewa yang ada hanya ketiga dewa yang mempunyai sifat yang mendekati sama dengan Tuhan diantaranya Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa sehingga ketiga dewa tersebut dijadikan dewa tertinggi dalam agama Hindu yang disebut Tri Murti". Nah Artinyaa dewa merupakan ciptaan Brahman/tuhan. apakah tidak ada cara lain untuk menyembah secara langsung tuhan itu sendiri, kenapa harus melalui ciptaannya.? kalau memang ke 3 dewa/dewi itu adalah utusannya, seharusnya mereka mengajarkan cara menyembah langsung ke tuhan.

    Atarjyotih : maha sempurna sesempurna-purnanya (Maha sempurna tuhan, maka kenapa harus menyembah dewa/dewi yang tidak sempurna dengan menyamakan dan disebukan ("disamakan jika menyembah salah satunya").

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mencermati veda jangan setengah2...Apakah saudara baru lahir sudah langsung bisa berbahasa?tanpa ada orang yg mengajari.didalam ajaran kami ada brahma,wisnu,siwa,yg berpungsi juga sebagai guru raswadiaya yg menuntun kami dgn ajaran ketuhanan.jika saudara jadi rakyat yg ingin bertemu presiden apa langsung bisa ketemu preiden,tanpa harus melalui proses?begitu juga saudara kami yg muslim yg belajar dari nabi muhamad tidak mungkin langsung tahu tentang berketuhannan tanpa ajarannya.

      Hapus
  24. Tuhan menurut hindu tak dapat terpikirkan,, berada diluar dan didalam ciptaannya.. maha sempurna,, tak terbatas

    Terlalu ego jika manusia memberikan satu nama terhadap tuhan.. sedangkan sifat tuhan tak dapat di pikirkan dan tak terbatas..

    Terpenting adalah apa definisi tuhan itu bukan nama/sebutan tuhan itu..

    BalasHapus
  25. maaf pak saya tadi mengcopy sedikit penjelasan bapak untuk memberi penjelasan pada org2 yg belum tau sifat tuhan menurut Hindu dan sll berdebat ttg agama ,saya sudah gerah dengan pertengkaran krn perbedaan ampure pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak apa2, saya senang kalau artikel saya bisa bermanfaat untuk semua orang. Semoga kita semua diberi pencerahan.

      Hapus
  26. Saya Muslim, dan saya membaca dan menyimak ulasan diatas, dulu saya mengira peran dewa dlm agama hindu adalah sbg Tuhan, tapi seiring berjalannya waktu saya paham bahwa di Indonesia agama yg diakui benar2 menyembah Tuhan YME, hanya caranya saja yg berbeda. salam damai untuk kita semua umat manusia��

    BalasHapus
  27. Suksma pengetahuan telah di share. Tambah yakin untuk terus menjalankan Dharma setiap harinya.

    BalasHapus
  28. Pak salam saya arya saya adalah mahasiswa, saya mau bertanya pak

    1 asal usul agama hindu bukan kah hindu adalah sebutan dari orang orang persia ke pada masyarakat india?
    Kemudian sejak kapan hindu menjadibagama dan siapa pendirinya?

    2 sejauh yang saya tau dalam kitab kitab dan literatul agama hindu tidakpernah di temukan bahwa brahma menciptakan agama hindu dan sejauh yg saya tau dewa krishna tidak pernah mengatakan dirinya hindu?
    Lalu dewa mana yang menciptakan agama hindu?

    3 kenapa kebanyakan orang hindu tidak memiliki weda? Bukankah weda adalah kitab hindu tapi knp kebanyakan orang" hindu tidak mempunyai kitabnya sendiri.?

    4 kenapa hindu india dan hindu di indonesia berbeda ? Misal di india ada upacara untuk menginjak bara api tapi hindu di indonesia tidak ada?

    5 siapa itu kalky awatara? Apakah tuhan ataukah utusan tuhan? Beberapa menyebutnya utusan tuhan dan beberapa lagi menyebutnya tuhan yg turun ke bumi..tapi dalam weda di katakan tuhan tidak lahir Yahurveda Ch.32 V.3 bahwa tak ada rupa buat Tuhan. Dia tidak pernah dilahirkan, dia yang berhak disembah dan tidak berwujud.

    Shvetasvatara Upanishad Ch. 6 : 9 dikatakan bahwa Tuhan itu tidak punya Ibu dan bapak, Dia tidak punya pelindung

    Itu ayat berasal dari kitab weda/kitab paling suci agama hindu yg di yakini firman tuhan..
    Weda mengatakan tuhan tidak lahir dan tidak punya ayah ibu..tapi kalky awatara punya ayah dan ibu..apakah kalky awatara tuhan atau utusan tuhan?


    Mohon tanggapan bapak untuk menjawab?

    Maaf jika pertanyaan saya aneh karna saya sedang belajar tentang agama hindu๐Ÿ™

    BalasHapus
  29. Kalau menurut pendapat saya, Trimurti itu adalah Tuhan.
    Brahma sbg pencipta (Generator)
    Wisnu sbg pemelihara (Operator)
    Siwa sbg pelebur (Destructor)
    Dalam dunia barat peran sbg Generator, Operator, dan Destructor itu disingkat GOD. Dalam hindu nama Tuhan disebut sesuai aksara sucinya, Brahma (Ang), Wisnu (Ung), Siwa (Mang) disingkat AUM, dan disederhanakan menjadi OM. OM ini adalah sebutan suci Beliau yang ada pada setiap awal mantra hindu,mantra tertinggi gayatri jg diawali dgn penyebutan Om (Tuhan). Jadi Trimurti itu adalah Tuhan krn nama suci Trimurti disebut dalam setiap mantra suci agama hindu.

    BalasHapus
  30. Suksma pencerahannya Pak Putu Suta tyg pakai referensi niki nggih

    BalasHapus
  31. Sukseme penjelasannya pak, ini sangat membantu dalam mengerjakan tugas, sukseme banget ๐Ÿ™

    BalasHapus
  32. Saya sangat senang sekali membaca dialog ini. Menambah wawasan saya tentang kepercayaan kita umat Hindu akan ketuhanan. Semestinya wawasan seperti ini yang harus mendarat di generasi muda sejak dini.bapak bapak disini seharusnya berada di PHDI
    Suksma pencerahanya

    BalasHapus